Inilah Kesibukan Penghuni Surga yang Bisa Kita Cicipi di Dunia,Subhanallah..
Hari itu, seorang sahabat Nabi bertanya, “Ya Rasulullah, apakah di surga kelak, kita akan mendatangi istri-istri kita?”
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu
Umamah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
menjawab, “Dengan zakar yang tidak pernah bosan, syahwat yang tidak
putus, dan semangat yang terus-menerus.”
Dalam riwayat lain dari sahabat mulia Abu
Sa’id al-Khudhri Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
juga menjelaskan, “Jika telah usai, istrinya kembali menjadi perawan.”
Inilah janji Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa sallam. Inilah yang menjadi salah satu kesibukan utama para
penghuni surga. Inilah ibadah utama yang tersemat kenikmatan di
sepanjang pelaksanaannya. Beruntungnya, salah satu kesibukan utama para
penghuni surga ini bisa kita nikmati di dunia ini dengan halal. Kita
bisa mencicipinya, asal memenuhi syarat yang telah digariskan.
Ialah pernikahan yang sesuai dengan
syariat hingga apa yang juga dikerjakan oleh binatang ini menjadi suci,
halal, dan diberkahi. Selain jalan pernikahan, aktivitas ini bernilai
dosa, termasuk zina, pelakunya disiksa di dunia dan akhirat.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali
Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan, “Mengharapkan suatu kenikmatan yang
belum pernah dirasakan dan diketahui sama sekali, adalah harapan yang
hampa. Sungguh, dalam kenikmatan percampuran suami dan istri terdapat
gambaran kenikmatan yang jika ia adalah kenikmatan yang terus-menerus,
maka ia adalah kenikmatan yang tidak ada tandingannya. Dan demikianlah
kenikmatan akhirat.”
Semangat suci inilah yang mengantarkan
seorang mukmin pada pemahaman yang berkelas. Hubungan suami-istri bukan
hanya dilihat dari sisi manusiawi, apalagi siklus semata. Ianya
diletakkan dalam aktivitas unggulan yang bernilai pahala. Setara dengan
pahala sedekah.
Hubungan ini menjadi amat sakral.
Dinikmati. Didamba. Tapi tidak melalaikan. Di dalamnya ada kesadaran
penuh akan nikmat yang dikurniakan oleh Allah Ta’ala. Ialah nikmat dalam
Islam dan iman hingga apa yang mulanya hina menjadi terhormat, bahkan
sangat dianjurkan.
Maka tak heran ketika Umar bin Khaththab
sempat berkata, beliau memaksa diri untuk berhubungan badan dengan
istrinya demi lahirnya generasi yang dijelaskan oleh Ustadz Mohammad
Fauzil Adhim sebagai generasi yang memberatkan bumi dengan kalimat La
ilaha illallah.
Maka menikahlah. Agar syahwatmu tersalurkan di jalan yang diberkahi dan dipenuhi pahala.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]