Inilah 5 Dosa Suami yang Paling Meresahkan Istri
Pernikahan adalah sebuah ikatan suci. Mengikat laki-laki dan wanita menjadi suami istri lengkap dengan hak dan kewajibannya; peluang pahala dan surga.
Namun terkadang, suami atau istri
terperosok dalam dosa dan kesalahan terhadap pasangannya hingga melukai
dan meresahkan. Sebab dosa-dosa terhadap pasangan, selain merupakan
kedurhakaan kepada Allah juga merupakan pengganggu dalam mewujudkan
tujuan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Setiap manusia, baik suami atau pun
istri, ia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan. Namun ada dosa dan
kesalahan yang lebih meresahkan jiwa pasangan dibandingkan kesalahan
lainnya.
1. Berburuk sangka kepada istri
Berburuk
sangka (su’udhan) merupakan hal yang diharamkan Islam. Meskipun buruk
sangka adalah amalan hati, namun ia bisa mempengaruhi ucapan dan
perbuatan sehingga istri resah karena ia selalu dicurigai dan dianggap
bersalah.
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
“Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada suami yang berburuk sangka kepada
istrinya soal amanah keuangan. Ketika ada uang berkurang, suami langsung
berburuk sangka dan menuduh istrinya. Padahal uang tersebut telah habis
digunakannya sendiri. Atau ketika ada uang hilang, ia segera berburuk
sangka dan menuduh istrinya telah mengambil uang tersebut. Setelah
dicari ternyata ketemu di tempat lain, misalnya di celana sebelumnya.
Ada suami yang berburuk sangka kepada
istrinya soal cinta dan kesetiaan. Ia selalu curiga ketika ada telpon
untuk istrinya, ada SMS masuk, atau ada tanda WA masuk. Saat istrinya
tidur, ia membuka semua SMS, WA dan BBM yang masuk. Setiap ada telepon,
ia menguping suara siapa di sana; laki-laki atau perempuan.
Yang lebih parah, ketika suami berburuk
sangka kepada istrinya soal kehormatan. Ia takut istrinya selingkuh,
padahal ia tahu istrinya seorang yang shalihah. Ada sebuah anekdot,
untuk memastikan istrinya tidak selingkuh, seorang suami setiap hari
menggambar cicak di perut istrinya, dengan kepala menghadap ke bawah.
Setiap sore ia periksa apakah gambar itu masih terbaca. Hari itu,
kebetulan sang istri membeli lulur baru. Ia membersihkan seluruh bagian
tubuhnya dan tanpa disadari gambar cicak itu hilang. Ia khawatir nanti
suaminya curiga yang tidak-tidak. Maka ia pun menggambar kembali cicak
itu di perutnya. Sayangnya, ia tidak sadar bahwa ia keliru menggambar
terbalik, cicaknya menghadap ke atas. Sang suami pun marah, “Apa yang
kau lakukan, mengapa gambar cicaknya telah berubah?” Sang istri yang
dituduh bukan-bukan tak mau kehilangan akal. “Mungkin cicak ini nggak
tahan baunya, jadi ia berbalik menghadap ke atas.”
2. Malas mencari nafkah
Di
antara kewajiban suami terhadap istri adalah memberikan nafkah. Di
antaranya adalah nafkah materi berupa tempat tinggal, pakaian dan
makanan.
وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Mereka (istri-istri itu) berhak mendapatkan nafkah dan pakaian yang layak, yang menjadi tanggung jawab kalian (para suami)” (HR. Muslim)
Dosa suami yang meresahkan istri, di
antaranya adalah, ketika suami malas mencari nafkah. Ketika keluarganya
kekurangan, dengan santainya ia menyuruh istrinya meminta kepada orang
tua. “Minta saja ke orang tuamu, orang tuamu kan kaya. Buat apa sih
harta sebanyak itu kalau tidak untuk anaknya. Toh bulan ini kita belum
minta kan”
Dosa suami semacam ini membuat istrinya
resah. Ia malu jika terus menerus minta kepada orang tua padahal jika
suaminya mau bersungguh-sungguh, ia bisa mencari nafkah tanpa harus
menggantungkan kepada orang tua atau mertua.
Dalam ungkapan Jawa terdapat istilah
yang menarik untuk menyindir dosa suami model begini. “Mo limo,” bunyi
ungkapan tersebut, “mangan melu mertuo mergawe moh.” Jika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia, artinya: “Makan ikut mertua, bekerja tidak
mau.”
Meskipun tidak banyak suami model malas begini, namun kenyataannya ada. Semoga Allah melindungi kita dari yang demikian adanya.
3. Pelit memberi nafkah
Ini
sedikit berbeda dibandingkan poin kedua. Sang suami sudah mencari
nafkah, bahkan ia tergolong sudah kaya. Namun, ia sangat pelit dalam
memberikan nafkah kepada istrinya.
“Ini uang 1 juta, harus cukup untuk satu
bulan ya. Termasuk membayar SPP anak-anak.” Mendengar itu sang istri
hanya bisa diam. Lalu ia pergi ke kamar dan menangis. Ia takut jika
meminta akan dimarahi seperti biasanya, namun ketika ia menerima ia tahu
uang itu tidak akan cukup sebulan.
Pernah seorang wanita mengadukan kepada
Rasulullah betapa pelitnya suaminya. Ia pun lantas bertanya apakah boleh
mengambil harta suaminya demi memenuhi kebutuhan pokok karena
sebenarnya suaminya itu kaya dan banyak uangnya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pun lantas mengijinkannya mengambil sesuai kebutuha
pokok.
Ibnu Qudamah menegaskan, “Memberikan nafkah kepada istri hukumnya wajib sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 7.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ
“Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Sedangkan orang yang disempitkan rezekinya,
hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya…” (QS. Ath Talaq: 7)
4. Tidak memberikan nafkah biologis kepada istri
Dosa
lain yang tak kalah meresahkan bagi istri adalah ketika suaminya tidak
memberikan nafkah biologis kepadanya tanpa adanya udzur syar’i. Pada
sejumlah kasus, dengan berbagai alasan klise, seorang suami tidak
memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Hal itu termasuk dosa karena
suami istri wajib untuk memenuhi hak-hak pasangannya.
Bentuk yang lebih sering terjadi dan
tidak disadari adalah suami hanya mementingkan hajatnya terpenuhi.
Mereka melakukan hubungan di malam hari, namun sang suami cepat keluar
dan meninggalkan istrinya begitu saja tanpa memberikan kepuasan
kepadanya. Hal ini termasuk dosa.
5. Mengkhianati cinta istri
Menikah
adalah sebuah komitmen suci untuk hidup bersama dan saling setia. Namun
kita lihat akhir-akhir ini, berita tentang kasus pengkhianatan cinta
semakin banyak. Mulai selingkuh, berzina, hingga yang terselubung dalam
bentuk pacaran dengan wanita yang tidak halal baginya.
Suami selingkuh, dalam kasus ini,
merupakan dosa yang paling meresahkan dibandingkan dengan suami berzina
dengan pelacur. Sebab selingkuh bukan hanya sekedar berzina tetapi juga
ada ikatan cinta dan hubungan emosional. Wajar jika istri sangat marah
dan tersakiti sebab ia dikhianati dan diduakan dengan wanita yang tidak
halal.
Meskipun demikian, bukan berarti zina di
mata Allah dosanya ringan. Sangat berat. Sebab Allah Subhanhau wa
Ta’ala bukan hanya melarang zina tetapi juga melarang mendekati zina.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32)
Demikian 5 dosa suami yang paling
meresahkan istri. Insya Allah di lain kesempatan akan kita bahas
lanjutannya, yakni 10 dosa suami yang paling meresahkan istri serta 10
dosa istri yang paling meresahkan suami. [Webmuslimah.com]